Nuestros mejores spreads y condiciones

Harga emas merosot pada hari Selasa selama sesi Amerika Utara saat para pedagang melakukan profit-taking di tengah penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Greenback juga memperpanjang kerugiannya saat para pedagang tetap gelisah tentang perubahan kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. XAU/USD diperdagangkan pada $2.905 setelah mencapai level terendah harian di $2.888.
Ketidakpastian tentang penggunaan tarif oleh Presiden AS Donald Trump sebagai alat negosiasi membuat para pedagang menghindari risiko. Pada hari Senin, Trump mengisyaratkan bahwa tarif pada impor Meksiko dan Kanada akan dimulai minggu depan, meskipun kedua negara telah melakukan upaya untuk memerangi fentanyl dan migrasi ilegal.
Dari segi data, Conference Board (CB) mengungkapkan bahwa Keyakinan Konsumen memburuk. Laporan tersebut menggambarkan pesimisme orang Amerika akibat kebijakan kontroversial saat ini dari pemerintahan Trump. Selain itu, pemutusan hubungan kerja yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pekerja federal membuat konsumen tetap berada di pinggir.
Laporan ini dan Sentimen Konsumen University of Michigan (UoM) minggu lalu memicu kekhawatiran tentang skenario stagflasi di Amerika Serikat.
Minggu ini, agenda ekonomi AS akan menampilkan pembicara Federal Reserve (The Fed), Pesanan Barang Tahan Lama, pembacaan kedua PDB Kuartal IV, dan rilis pengukur inflasi pilihan The Fed, Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi Inti (Core Personal Consumption Expenditures/PCE).
Harga emas jatuh pada hari Selasa, mengekspos logam mulia ini pada tekanan jual yang berat, namun tampaknya para beruang tidak memiliki kekuatan untuk mencapai penutupan harian XAU/USD di bawah $2.900. Jika para penjual mencapai hasil tersebut, level terendah harian 14 Februari di $2.877 akan terpapar, diikuti oleh swing low 12 Februari di $2.864. Meskipun demikian, tren naik tetap utuh kecuali Emas jatuh di bawah $2.800.
Sebaliknya, jika Bullion naik melewati level tertinggi tahun berjalan (YTD) di $2.956, resistance berikutnya akan berada di $3.000.
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.